Laman

Minggu, 20 Februari 2011

Konsep Kepemimpinan Pendidikan Yang Efektif

A. Pendahuluan

Pada era globalisasi dan pasar bebas seperti sekarang ini hanya pemimpin organisasi yang dapat melakukan perbaikan terus-menerus (Continous improvement) dalam pembentukan keunggulan kompetitif yang mampu untuk berkembang. Kinerja pemimpin organisasi sekarang harus dilandasi oleh keluwesan, team kerja yang baik, kepercayaan, dan penyebaran informasi yang memadai. Sebaliknya, pemimpin organisasi yang merasa puas dengan dirinya dan mempertahankan status quo akan tenggelam dan selanjutnya tinggal menunggu saat-saat kematiannya.
Kepemimpinan sebagai salah satu penentu arah dan tujuan organisasi harus mampu menyikapi perkembangan zaman ini. Pemimpin yang tidak dapat mengantisipasi dunia yang sedang berubah ini, atau setidaknya tidak memberikan respon, besar kemungkinan akan memasukkan organisasinya dalam situasi stagnasi dan akhirnya mengalami keruntuhan 
Keberhasilan organisasi pendidikan sangat dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan. Dengan kata lain sebuah organisasi dapat lebih berhasil dari organisasi lainnya karena dipengaruhi oleh keunggulan kepemimpinan. Faktor tersebut dapat diamati melalui unsur-unsurnya. Adapun unsur-unsur utama kepemimpinan secara umum mengacu kepada : kecerdasan, kepribadian, karakteristik fisik, kemampuan supervisi, dan keterbatasan pendekatan sifat (Supriyanto,dkk.,2003:95-96).

B. Konsep Kepemimpinan

Menurut Robbins (1991), kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh dapat diperoleh secara formal yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial yang ddudukinya dalam suatu organisasi.
Toha (1992) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan dapat terjadi di mana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membina, membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu) dengan maksud agar manusia sebagai bagian dari organisasi mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan dirinya sendiri maupun organisasi secara efektif dan efisien.
Stogdill (1974:7) dalam survainya mengenai teori dan riset kepemimpinan telah menunjukkan bahwa ada banyak definisi yang berlainan tentang kepemimpinan hampir sebanyak orang yang berusaha mendefinisikan konsep tersebut. Kita mendefinisikan manajemen kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tuugas dari anggota organisasi. Ada tiga implikasi yang penting dari definisi tersebut: Pertama, kepemimpinan harus melibatkan orang lain - bawahan atau pengikut. Dengan kesediaan mereka menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan status pemimpin dan memungkinkan proses kepemimpinan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan organisasi akan tidak relevan. Kedua, kepemimpinan di antara pemimpin dan anggota organisasi. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota organisasi, yang tidak dapat secara serupa mengarahkan kegiatan pemimpin. Namun demikian, anggota organisasi jelas akan mempengaruhi kegiatan itu dalam beberapa cara. Ketiga, selain secara sah dapat mengarahkan bawahan atau pengikut mereka, pemimpin juga dapat mempunyai pengaruh. Dengan kata lain, pemimpin tidak hanya mengatakan pada bawahan mereka apa yang harus dikerjakan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin. Sebagai contoh, kepala sekolah dapat mengarahkan pegawai sekolah untuk melaksanakan tugas tertentu, tetapi mungkin pengaruhnya atas bawahanlah yang akan menentukan apakah tugas itu dilaksanakan dengan benar atau tidak (Stoner, 1992 : 115).
Kepemimpinan didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi pengikut melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan melibatkan penggunaan pengaruh, oleh karena itu semua hubungan personal dapat merupakan upaya kepemimpinan. Unsur kedua dari definisi itu menyangkut pentingnya proses komunikasi, kejelasan dan ketetapan komunikasi mempengaruhi perilaku dan prestasi bawahan. Unsur terakhir yaitu pencapaian tujuan. Pemimpin yang efektif mungkin harus berurusan dengan tujuan individu, kelompok, dan organisasi. Kefektifan pemimpin khususnya dipandang dengan ukuran tingkat pencapaian satu atau kombinasi tujuan tersebut di atas.




"Ketika kita berpikir bahwa kita memimpin, sebenarnya kita lebih banyak dipimpin"
                                                                                (Lord Byron, The two poscari)
Untuk menjadi pemimpin organisasi olahraga, kita harus mengetahui 





Selasa, 15 Februari 2011

Awal Perkembangan Olahraga di Indonesia

Ketika bangsa Belanda pertama kalinya menanamkan kekuasaannya di Indonesia, sejak saat itulah perkembangan bangsa Indonesia hampir dalam semua aspek kehidupan dipengaruhi oleh bangsa Belanda. Demikian juga perkembangan dalam aspek keolahragaan, cabang-cabang olahraga yang berkembang adalah cabang olahraga yang dilakukan di Belanda, termasuk ketika pada waktu bangsa jepang menduduki Indonesia. Sementara jenis olahraga pribumi baru berkembang pesat ketika zaman kemerdekaan yang dalam tataran kebijakan dimasukkan ke dalam Garis-garis Besar haluan negara pada zaman orde baru.
Perkembangan lebih lanjut, karena negeri Belanda sendiri berada di Eropa dan berada di bawah pengaruh Perancis maka secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan olahraga di Indonesia, sehingga kita mengenal ada sistem olahraga jerman, sistem olahraga swedia, sistem olahraga Austria dan juga Jepang. Dengan berkuasanya Belanda di Indonesia, terutama setelah Belanda mempunyai tentara yang banyak dalam rangka mempertahankan eksistensinya di Indonesia, maka kemudian terlihat masuknya keolahragaan di lingkungan militer. Meskipun olahraga itu sejam zaman Mesir Kuno dan Yunani Kuno sudah mulai menonjol, namun perkembangan di Eropa baru tampak sekitar abad pertengahan, yang kemudian juga menyebar dan berkembang di negeri Belanda, kemudian dibawa pula masuk ke Indonesia. Keolahragaan di Indonesia yang dibawa oleh Belanda itu sudah barang tentu sesuai dengan keadaan keolahragaan di negeri Belanda itu sendiri. Namun, berkat kesadaran bangsa Indonesia akan kebudayannya, meskipun dengan beberapa tekanan dan paksaan dari pihak penjajah, kebudayaan asli bangsa Indonesia masih tetap dapat dipertahankan.

Perkembangan Olahraga Indonesia Dalam Persfektif Sejarah

PENDAHULUAN

Sejarah dapat mengajarkan setiap orang untuk memahami masa lalu dan menghubungkannya dengan masa kini dan masa depan. Melalui pemahaman tentang masa lalu, seseorang bisa memahami konteks kekinian yang meramalkan peristiwa yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang. Hidup seseorang akan lebih siap dan sempurna, jika orang tersebut memahami peristiwa masa lalu, sebab dari peristiwa tersebut seseorang dapat mempelajari banyak hal yang akan membentuk kehidupannya pada masa kini dan masa yang akan datang. Dengan kata lain, sejarah memiliki peran penting dalam membantu memecahkan masalah-masalah urgen yang sedang dan akan dihadapi. Demikian pula dengan pemahaman terhadap sejarah olahraga dalam kaitannya dengan olahraga sebagai sebuah fenomena global yang terkait dengan semua aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, agama, sosial, pendidikan, dan kebudayaan memainkan peranan penting dalam memecahkan masalah-masalah hidup dan kehidupan.
Perkembangan olahraga di Indonesia dalam persfektif sejarah akan memberikan pelajaran penting bagaimana sejerah perkembangan olahraga Indonesia, sejak zaman raja-raja sebelum penjajahan sampai sekarang akan dapat memberikan pemahaman tentang ragam fenomena keolahragaan dalam konteks kekinian dan perkembangan olahraga untuk konteks masa depan.